Definisi Krisis
Krisis
merupakan suatu masa kritis yang hampir bisa dipastikan dialami oleh semua
perusahaan. Penanganan krisis akan menentukan keberadaan perusahaan
selanjutnya. Penanganan yang baik bisa meningkatkan kualitas perusahaan
tersebut, sedangkan penanganan yang tidak baik bisa menurunkan bahkan
menjatuhkan perusahaan tersebut.
Setiap perusahaan harus selalu siap
dengan kedatangan krisis agar bisa melakukan pencegahan ataupun penanganan
untuk mengantisipasinya. Walaupun setiap perusahaan mengalami krisis yang
berbada, namun semuanya memiliki cara antisipasi yang sama, yaitu Preventive Public Relations, Preventive
Public Relations adalah perencanaan penanganan krisis dengan rencana aksi
yang bisa dilakukan dalam waktu cepat, tetapi efektif. Assegaf dalam Soemirat
dan Ardianto (2002) menyatakan dua hal yang harus dilakukan jika terjadi krisis,
yaitu: menghubungi pejabat pemerintah yang bersangkutan dan menghubungi media
massa untuk di publikasikan.
Krisis memiliki beberapa sumber, yaitu:
a.
Bencana alam yang mempengaruhi publik dalam dan luar
perusahaan.
b.
Kondisi
darurat yang datang mendesak
c.
Sesuatu yang membuat panik, kerusakan, dan pemogokan
d.
Rumor
buruk tentang perusahaan
e.
Berbagai masalah yang di timblukan publik dalam dan luar.
Soemirat
dan Ardianto (2002) mengklarisifikasikan krisis ke dalam delapan golongan: kecelakaan Industri, masalah lingkungan,
masalah perburuhan, masalah produk, masalah dengan investor seperti desas-desus
dan isu, peraturan pemerintah, dari isu. Krisis bisa terjadi dalam bentuk
abstrak maupun kongkret, di dalam maupun di luar perusahaan. Krisis bisa
menyebabkan perubahaan citra perusahaan, maka dari itu Public Relations memiliki peranan yang besar ketika terjadi krisis.
Dalam
suatu tim krisis harus ada orang-orang yang kompeten untuk mewakili berbagai
kepentingan. Orang-orang tersebut adalah wakil dari bidang hukum, pimpinan
tertinggi, pejabat PR, Personal Industrial Relations, Employee Communications,
petugas keamanan pabrik, kegiatan teknis, kesehatan atau medis, juru potret,
dan bagian kontak media. Krisis juga bisa menimbulkan berbagai resiko, seperti
peningkatan intensitas masalah dan penurunan citra perusahaan. Selain itu,
krisis juga bisa berdampak buruk bagi perusahaan dan publiknya. Teknologi
komunikasi yang semakin meningkat menyebabkan dampak krisis menyebar dengan
cepat. Menurut Kasali (1994), krisis juga selalu menyertai tumbuhnya organisasi
atau perusahaan.
Artikel lain yang dapat kalian
kunjungi (www.raftingnoars.com)
Penulis : Muhammad Yanuar Boni S
No Telp : 081554623886
0 comments: